Banjir Melanda Sejumlah Kampung Di Way Kanan

Suarapedia.id – Hujan lebat yang mengguyur wilayah Kabupaten Way Kanan, Lampung, pada Kamis (27/2/2025) malam mengakibatkan banjir melanda sejumlah wilayah diantaranya di Kecamatan Negeri Agung.
Informasi yang dihimpun, banjir terjadi di beberapa kampung di Kecamatan Negeri Agung, Way Kanan. Banjir disebabkan meluapnya Sungai Besai akibat intensitas hujan yang tinggi.
Banjir memiliki ketinggian berkisar 30 senitimer (cm) sampai 100 cm. Tak hanya menggenangi ruas jalan dan rumah warga, banjir juga merendam puluhan hektare perkebunan hingga lahan persawahan milik warga.
Kampung yang terdampak banjir diantaranya Kampung Kotabaru, Sungsang, dan Kotabumi. Banjir juga menggenangi sejumlah ruas jalan utama seperti dusun satu Kotabaru menuju ke Kampung Kotabumi.
Kepala Kampung Kotabaru, Kamrusaman mengatakan banjir yang terjadi di wilayahnya mengakibatkan terganggunya aktivitas warga.
“Tentunya warga mengalami kesulitan untuk melakukan aktivitasnya, apalagi mayoritas masyarakat bekerja sebagai petani dan berkebun. Kami harapkan semoga banjir ini segera surut dan warga bisa beraktivitas normal kembali,” kata Kamrusaman, saat diwawancarai, Jumat (28/2/2205).
Sementara itu, Kepala BPBD Way Kanan, Sufriyanto mengungkapkan bahwa berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Lampung, dalam berapa minggu di bulan Februari 2025, Kabpaten Way Kanan dalam kondisi cuaca hujan di atas normal. Sehingga, menyebabkan debit air sungai tinggi dan berpotensi terjadinya banjir dan tanah longsor.
“Kami sudah mendapatkan informasi terkait banjir yang merendam beberapa kampung di Kecamatan Negeri Agung hingga menggenangi akses jalan kampung kota baru. Kami akan terus memonitor perkembangan di lapangan melalui pihak kecamatan. Apabila kondisi darurat kami siap menindak lanjuti,” kata Sufriyanto.
“Kami juga mengimbau pada masyarakat agar tetap waspada dan mengurangi aktivitas di pinggir sungai,” pungkasnya.
(WP/Moes)