KOTAK KOSONG MENANG : RAKYAT MENYAMBUT DENGAN GEMBIRA
Tulang Bawang Barat-(suarapedia.id)- Kalau kotak kosong menang itu berbahaya salah satunya akan merugikan keuangan negara. Rakyat bisa marah jika pilkada itu diulang. Pilkada diulang biayanya 35 milyar. Maka untuk apa coblos kotak kosong.
Itulah salah satu “ cuplikan “ dalam sebuah video yang kini beredar luas ditengah masyarakat. Narasi tersebut setidaknya mengandung nilai diksi “ hoax “ dan menjadi model atau trik cara menakuti rakyat masyarakat untuk tidak memilih kotak kosong.
Rasa ketakutan yang begitu luar biasa, jika kotak kosong menang, sehingga tercipta narasi “ hoax “ seperti di atas, hal itu menunjukan atau mempertegas bahwa, keberadaan kotak kosong memang mendapat tempat dihati rakyat masyarakat tubaba.
Mengapa begitu risau nya dengan kotak kosong, bukankah semua partai politik, sudah diborong semua di calon tunggal, tanpa tersisa sedikitpun. Menjadi sangat lucu jika kotak kosong menang lalu pilkada diulang rakyat masyarakat akan marah. Sebegitu nya logika berpikir ketakutan itu terbangun dan tercipta.
Bukankah lahirnya calon tunggal dan terciptanya kotak kosong memang sudah menjadi tujuan politik sejak awal. Dengan harapan hitungan matematik akan mudah memenangkan pilkada seperti tahun 2017. Ini yang setidaknya terbangun sejak awal kerangka berpikir lahirnya calon tunggal.
Ada beberapa argumen yang bisa menjelaskan mengapa psikologis ketakutan itu lahir jika kotak kosong itu menang. Sehingga melahirkan narasi “ video “ jangan coblos kotak kosong. Bisa jadi itu menunjukan bahwa mesin semua partai politik di calon tunggal tidak berjalan.
Atau jangan – jangan partai politik, sesungguhnya sudah meninggalkan calon tunggal. Tidak terlihat sama sekali gerak langkah calon tunggal kemana pergi “ kampanye “ itu diiringi oleh pengurus partai pengusung. Tanda – tanda inilah yang sesungguhnya melahirkan rasa ketakutan dalam diri calon tunggal.
Menariknya apakah benar jika kotak kosong menang lalu pilkada diulang maka rakyat masyarakat akan marah. Hemat penulis malah sebaliknya, rakyat masyarakat akan “ bergembira “ bersuka ria, jika kotak kosong menang dan pilkada diulang.
Argumen rakyat masyarakat marah, pilkada diulang karena kotak kosong menang, jelas tidak memiliki dasar argumen yang kuat dan cenderung mengada – ada. Argumen tersebut setidaknya tidak menciptakan arah pada pemilu pilkada yang sejuk.
Sebaliknya argumen tersebut cenderung provokatif tidak berdasarkan pada tujuan pemilu yang aman dan damai. Namun menimbulkan berbagai macam asumsi bahwa, pemilu pilkada tidak berjalan jujur dan adil. Psikologis ketakutan akan kekalahan, secara natural alamiah cenderung melahirkan prilaku sifat yang aneh – aneh.
( Ahmad Basri, Penggiat Kotak Kosong )