Penanggulangan TB Jadi Fokus ILS, KOPI TB dan Dinkes Lamsel
LAMPUNG SELATAN – Organisasi relawan Inisiatif Lampung Sehat (ILS) SSR Lampung Selatan (Lamsel) bersama Koalisi Organisasi Profesi Indonesia Tuberculosis (Kopi TB) dan Dinas Kesehatan setempat sepakat berkolaborasi dalam menanggulangi penyakit tuberkulosis.
Koordinator Program Inisiatif Lampung Sehat SSR Lamsel, Rudi Hartono mengungkapkan, sebagai organisasi diluar Pemerintah berkomitmen untuk sama-sama ikut memperjuangkan penuntasan TB.
“Pertama adalah, bagaimana meningkatkan kerjasama antara rumah sakit swasta dan Dinas Kesehatan dalam pencapaian standar pelayanan minimal atau SPM. SPM kita ini kan sudah 100 persen terlampaui pada tahun 2022, dan tahun 2023 itu kita juga akan ada capaian lagi yang lebih besar,” ucap Muhtadli pada acara pernyataan bersama upaya kolaborasi penanggulangan tuberkulosis di Kabupaten Lampung Selatan, di Rumah Makan Hidayah Kuring Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) Desa Tajimalela, Kecamatan Kalianda, Selasa (20/12/2022).
Rudi mendorong, pengoptimalan pemeriksaan TCM yakni metode deteksi molekuler berbasis nested real-time PCR di kabupaten setempat tersebar di seluruh kecamatan.
“Khususnya, bagaimana TCM itu tersebar di 17 kecamatan. Hari ini, informasinya itu baru ada 6 ya. Kemudian, bagaimana kita mendorong Pemerintah Daerah Kabupaten Selatan ini untuk meningkatkan anggaran berkaitan dengan pengentasan TB di 2023,” lanjut Ruhar sapaan akrab Rudi Hartono.
Selain itu, Pemkab Lampung Selatan juga membuka layanan pasien TB dan mengedukasi masyarakat pentingnya mencegah bahaya TB karena menular.
“Mengkhawatirkan sekali, andaikata ini tidak segera kita edukasi dan masyarakat tidak paham soal bahaya dan pengobatan TB,” tandasnya.
Sementara, Ketua Kopi TB, dr Wahyu Wibisana menyebutkan, pencapaian penanggulangan TB sudah bagus berdasarkan pelaporan dan notifikasi kasus TB.
“Kami selama ini, sudah berkomitmen dengan para DPM yakni dokter praktek mandiri dan klinik-klinik swasta untuk melaporkan kegiatan dan setiap penemuan TB,” cetus dr Wahyu.
Dirinya menekankan, proses edukasi kepada masyarakat umum bahwasannya TB yang belum parah bisa disembuhkan bila berobat jalan secara rutin selama 6 bulan di Puskesmas.
“Harapan kami di 2023 nanti, pencapaian akan lebih baik lagi dan mudah-mudahan kita kabupaten pertama mencapai eliminasi TB di 2030,” singkat Wahyu.
Sementara itu Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Lamsel, Basuki Didik Setiawan mengapresiasi peran serta lapisan masyarakat dalam program pencegahan dan pengendalian penyakit TB.
“Untuk diketahui, bahwa ILS telah berperan aktif dalam pencegahan dan pengendalian penyakit TB. Yang kedua, koalisi penanggulangan TB ada yang namanya SPM atau standar pelayanan minimal,” kata Didik.
Target yang dicanangkan tahun 2022, sebesar 14.000 orang yang harus diperiksa ditentukan oleh Kementerian Kesehatan dan telah terlampaui.
“Adanya partisipasi di lingkungan masyarakat juga teman-teman media, ini yang paling sulit itu kan menggerakkan bagaimana masyarakat yang mempunyai gejala dini TB untuk memeriksakan diri. Ini perlu dilakukan banyak pihak, karena ketika ada orang yang ternyata positif TB di masyarakat dan itu tidak diobati maka orang ini bisa menularkan penyakit. Yang harus kita capai, nanti standingnya di tahun 2030 diharapkan Indonesia itu sudah eliminasi TBC,” pungkas Didik.
Senada, perwakilan dari RSUD Bob Bazar, Kabid Pelayanan Medis, drg Kusmiati berujar, berkomitmen meningkatkan pelayanan pasien TB.
“Karena kita satu-satunya rumah sakit daerah di Lampung Selatan, harusnya lebih komitmen ya untuk melayani pasien TB. Sekarang ini, kami mempunyai sarana pelayanan khusus ruangan paru infeksius dan juga kita sediakan satu kamar untuk melayani 12 pasien,” urainya.
Bahkan kini, BPJS menuntut semua rumah sakit melaporkan kedalam Sistem Informasi TB (SITB) melalui software.
“Tidak ada alasan, untuk tidak melayani pasien TB. Kami siap bekerjasama, untuk pengadaan pelayanan lebih terhadap pasien TB,” tutup drg Kusmiati. (Hr)